- Tanggal 27 Januari 2023 jatuh pada hari Jumat. Pada hari ini, terdapat peringatan Hari Mengenang Korban Holocaust Internasional. Selain itu, ada juga peringatan lain hari ini. Berikut beberapa hari penting yang jatuh pada 27 Januari 2023. Baca juga Hari Libur Nasional 2023Hari Mengenang Korban Holocaust Internasional Hari untuk Mengenang Korban Holocaust Internasional diperingati pada tanggal 27 Januari setiap tahun. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa PBB menetapkan peringatan ini pada 1 November 2005 dan mulai merayakannya setahun kemudian. Tujuan dibuatnya hari ini adalah untuk memperingati para korban Holocaust yang menjadi korban kekejaman Nazi Jerman. Sejak tahun 1941 hingga 1945, Nazi Jerman dan sekutunya melakukan pembunuhan sistematis terhadap lebih dari enam juta orang Hari untuk Mengenang Korban Holocaust Internasional diharapkan dapat menjadi pengingat akan bahayanya tindakan genosida sehingga tidak ada orang lain yang akan menderita lagi. Baca juga Daftar Hari Libur Lokal Bali 2023 Hari Memompa ASI Sedunia Hari Memompa ASI Sedunia yang jatuh pada tanggal 27 Januari setiap tahun dibuat untuk mendorong para ibu pemompa di seluruh dunia untuk merayakan kegembiraan dan kesuksesan mereka dalam memompa ASI. Hari ini dibuat pada tahun 2017 oleh Wendy Armbruster, seorang wanita Kanada yang menciptakan PumpEase, yang dikenal dengan bra pemompa hands-free produksinya. Sebagaimana diketahui, pemompaan payudara terbukti merangsang produksi dan meningkatkan jumlah ASI yang diproduksi oleh ibu. Kegiatan memompa ASI ini juga bermanfaat bagi para ibu karena ASI akan selalu siap digunakan sehingga sangat membantu ibu yang ingin tidur nyenyak, ibu bekerja ataupun ibu yang memiliki banyak bayi. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
HariAutisme Sedunia 2017. Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan nerobiologis yang berat yang terjadi pada anak, dimulai sejak usia 6 bulan dalam kandungan dan berlanjut terlihat dalam masa perkembangannya dan terus sampai dewasa jika tidak ditatalaksana secara tepat. Penyandang autisme mengalami gangguan/masalah pada
› Terbatasnya layanan posyandu di masa pandemi menuntut tumbuhnya beragam inovasi. Di sisi lain, pemberian air susu ibu eksklusif perlu dioptimalkan untuk menjaga kualitas kesehatan dan tumbuh kembang anak balita. KOMPAS/RIZA FATHONI Sejumlah ibu menyusui bayinya serentak saat acara Peringatan Pekan ASI Sedunia di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak KPPPA, di Jakarta, Rabu 3/8/2016.Hari Air Susu Ibu ASI tahun ini yang diperingati setiap 1 Agustus diwarnai dengan kegembiraan. Pasalnya, capaian ASI eksklusif di Indonesia mencatatkan pertumbuhan. Merujuk Publikasi Kesehatan Ibu dan Anak 2020, Badan Pusat Statistik, sebanyak 70 persen bayi usia kurang dari 6 bulan telah mendapatkan ASI eksklusif. Meningkat 3 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan tertinggi sebesar 22 persen terjadi pada 2019 66,69 dari tahun 2018 44,36 persen. Capaian tersebut melampaui target yang ditetapkan tahun 2020, yakni 40 jadi, pandemi Covid-19 yang mengharuskan karyawan melakukan pekerjaan dari rumah membuat ibu yang bekerja mempunyai kesempatan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka secara lebih optimal dan turut berperan dalam peningkatan capaian pemberian ASI eksklusif tersebut. Di masa pandemi, pemberian ASI sebagai asupan bernutrisi menjadi sangat penting untuk menjaga kekebalan tubuh sang buah hati. Bahkan, pemberian ASI dianjurkan tidak hanya untuk bayi usia kurang dari 6 bulan, tetapi hingga usia dua tahun ditambah dengan makanan pendamping ASI MP-ASI. Beberapa penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa ASI mampu melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah pneumonia, penyebab terbesar kematian anak Barat, provinsi dengan jumlah posyandu terbanyak, capaian posyandu aktifnya baru mencapai 63,5 persen. Padahal, hampir seperlima anak balita Indonesia ada di Jawa BaratSelain itu, pemberian ASI eksklusif bisa menjadi pelengkap posyandu pos pelayanan terpadu untuk menjamin kecukupuan gizi anak balita agar tumbuh kembang mereka terpelihara. Pasalnya, pandemi membuat kegiatan posyandu yang selama ini menjadi wadah memantau kesehatan dan pemberian gizi kepada anak balita menjadi terganggu. Program Pemberian Makanan Tambahan PMT yang menjadi salah satu kegiatan utama posyandu pun untuk sementara tidak Laporan Kementerian Kesehatan Tahun 2020, persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pembinaan posyandu aktif hanya sebesar 6 persen. Capaian tersebut sangat jauh dari target 51 persen yang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN juga menunjukkan, sebagian besar posyandu tidak membuka pelayanan selama masa pandemi. Setidaknya pada Juni 2021, hanya 22,7 persen posyandu yang membuka pelayanan Kompas, 27 Juni 2021.Kondisi serupa tergambar pula dari hasil jajak pendapat Kompas 6-9 Juli lalu. Kendati separuh responden mengatakan masih ada kegiatan posyandu di lingkungannya, lebih dari sepertiga responden lainnya mengaku tidak ada kegiatan posyandu selama besar 59,87 persen dari responden mengatakan bahwa pemerintah setempat menganjurkan untuk menutup sementara kegiatan posyandu terutama ketika wilayah menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas sisi lain, sekitar 13,67 persen responden mengatakan bahwa tidak adanya kegiatan posyandu disebabkan karena orangtua takut membawa anak balitanya ke posyandu. Hal ini tak lepas dari masih tingginya kasus Covid-19 di seluruh tersebut berpotensi mengancam kegiatan posyandu di Tanah Air yang baru saja mencatatkan pertumbuhan. Berdasarkan data Kemenkes, terjadi peningkatan posyandu aktif dari 57,4 persen tahun 2017 menjadi 61,3 tahun 2018 dan meningkat kembali pada 2019 menjadi 63,6 Juga Lindungi Anak dari Ancaman Hilangnya Masa Kanak-kanakMeski demikian, dari 34 provinsi hanya ada 12 provinsi yang capaian posyandu aktifnya berada di atas rata-rata nasional. Sejumlah daerah lainnya yang memiliki jumlah posyandu dan anak balita terbanyak justru capaiannya di bawah angka nasional. Jawa Barat, misalnya, provinsi dengan jumlah posyandu terbanyak, capaian posyandu aktifnya baru mencapai 63,5 persen. Padahal, hampir seperlima anak balita Indonesia ada di Jawa posyandu aktif di Sumatera Utara dan Banten juga tergolong minim, yakni 51,1 persen dan 45,9 persen. Padahal, keduanya juga masuk ke dalam kelompok lima besar dengan jumlah posyandu dan anak balita terbanyak. Semestinya kegiatan posyandu aktifnya tinggi demi menjamin tumbuh kembang 2,7 juta anak balita di kedua wilayah INDRA RIATMOKO Ibu menyusui bersiap mengikuti penyuluhan tentang protokol kesehatan di tempat pengungsian Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa 10/11/2020.InovasiBeragam fakta tersebut menunjukkan bahwa tantangan menyukseskan kegiatan posyandu sangat berat. Apalagi, target persentase pembinaan posyandu aktif di masa mendatang jauh lebih tinggi. Tahun ini, target yang ditetapkan sebesar 70 persen dan ditargetkan menjadi 100 persen pada situasi tersebut dan belum kunjung usainya pandemi, dibutuhkan sejumlah inovasi agar tumbuh kembang anak tetap terpantau. Inovasi tersebut juga tecermin dari hasil jajak pendapat Kompas. Sepertiga responden mengatakan bahwa kader posyandu proaktif mendatangi rumah warga yang memiliki anak balita untuk memantau tumbuh kembang satu praktik baik kegiatan tersebut dilakukan di Boyolali, Jawa Tengah. Pemerintah dan kader posyandu setempat menginisiasi kegiatan Desyandu atau Delivery Pelayanan Terpadu dengan berkeliling kampung mengunjungi anak balita. Selain tumbuh kembang yang terpantau, pemberian gizi untuk anak balita juga dapat dilakukan saat kader posyandu berkeliling ke rumah anak balita. Dengan demikian, kesehatan anak balita terjamin dan tetap aman dari paparan virus Juga Pemakaman dan Pergulatan di Hilir PandemiTak hanya itu, tumbuh kembang anak balita di Boyolali juga dapat dipantau secara digital melalui sistem informasi dalam situs Metode serupa juga diungkapkan oleh sepertiga responden lainnya yang mengatakan bahwa layanan posyandu dilakukan secara perlu dikembangkan dan pemberian ASI eksklusif juga harus ditingkatkan agar kesehatan dan tumbuh kembang anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa tetap INDRA RIATMOKO Ibu menyusui, anak-anak, dan warga lansia tinggal di tempat pengungsian mereka di Balai Desa Klakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis 12/11/2020.